Senin, 02 Mei 2011

Menanti Sihir Super Shohei

 
BANDUNG – Dikritik dan redup. Matsunaga Shohei yang mencuri perhatian di beberapa penampilannya membela Persib Bandung justru hampir tidak terlihat istimewa. Bahkan, pemain yang akrab disapa Sho ini tersalip dari sosok yang lebih berusia, Miljan Radovic, yang bermain konsisten selama 10 pertandingan.

Kehadiran pemain asal Jepang ini jika dilihat dari debutnya mampu menyihir publik Bandung. Alhasil, sudah tiga gol dia torehkan dari tiga pertandingan. Tidak heran jika pemilik nomor punggung 18 ini dijuluki Super Shohei.

Namun, selebihnya sinar Sho tidak lagi secerah mengawali debutnya di Liga Indonesia. Benarkah Sho masih belum beradaptasi dengan gaya bermain Persib?

Belakangan, Matsunaga harus duduk di bangku cadangan. Saat menjamu PSPS Pekanbaru, Matsunaga jadi pemain pengganti. Di babak kedua tepatnya, Matsunaga menggantikan peran gelandang tengah Hariono. Sedangkan dua kali Matsunaga digantikan pelatih Daniel Roekito saat bertemu Bontang FC dan Sriwijaya FC.

Memang, Sho bukan berarti sudah habis. Total sepanjang putaran II Indonesia Super League (ISL) pemain yang mengidolakan rekan senegaranya yang pernha merumput di Eropa, Shinji Ono. Dia mengaku akan mencetak gol untuk membuktikan dirinya pantas dipertahankan manajemen musim depan.

"Saya tahu sudah lama tidak mencetak gol. Pemain lawan selalu menjegal keras saya sehingga saya kesulitan mencetak gol. Tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin pada laga nanti," ungkapnya.

Sempat dikritik pelatih, Sho mengakui hal itu tidak membuat dirinya terganggu. Bahkan eks pilar Schalke 04 ini menambahkan, kemenangan memang menjadi harga mati bagi timnya. Meski nanti dia juga belum bisa mencetak gol, namun baginya bisa membawa timnya menang di markas lawan menjadi sebuah kewajiban.

"Membawa kemenangan di kandang lawan itu sangat penting. Apalagi ada empat laga tersisa dan itu akan membuat semua bahagia," tandasnya.

Sejauh ini peran Matsunaga kerap berganti. Dari lini depan mendampingi Gonzales hingga menggantikan Atep yang cedera di sayap kanan pernah dilakoninya. Gonzales yang menjadi tandemnya memang membawa kepercayaan publik akan skill dan kemampuan Matsunaga. Dengan pola 3-5-2 pemain berusia 22 tahun ini mampu mengoleksi tiga gol.

Tapi disaat perubaha pola 4-4-2, Matsunaga kerap turun lebih ke belakang atau tepatnya sebagai gelandang sayap. Akibatnya, dia harus menyuplai bola kepada pemain di depan. Sangat kontras, dan minim gol.

Kembalinya pemain yang mengalami cedera seperti Atep dan Siswanto diharapkan akan membantu persaingan mendapatkan tempat utama di tim. Dengan kembalinya pola Maung Bandung menjadi 3-5-2 maka Matsunaga berpeluang untuk kembali menjadi andalan di lini depan. (msy)
untuk yang lainnya klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar